Tuesday, August 26, 2008

Serpih -Serpih

Aku sudah di sini menunggumu hingga separuh umur. Dan kau masih saja diam bahkan beranjakpun tidak. Entah apa yang akan kau katakan nanti jika aku semakin sendiri dan sepi.

Aku berdiri menantang petir, kau pernah ucapkan sebagai sumpah "Aku akan tiba setelah petir" tapi apa? Setelah petir hanya ada hujan yang merintih tanpa kau. Semakin sepi.

Pertapaan ini panjang, sepanjang sungai yang berujung laut. Semakin luas bukan? dan kau masih diam tak beranjak mengurungku pada tanya yang tak juga terjawab. Aku menunggumu.

Selalu, dari kedip matamu hanya tanda yang tak juga terjawab dari tahun ke tahun. Isyaratmu hanya "datanglah lagi besok" tanpa suara. Aku membahasakannya sendiri.

Bulan selalu datang dalam gelap. Tapi aku memaksa datang ketika terang. Kau menolak aku? Kau diam.

No comments: