Tuesday, May 31, 2016

Nulis iseng - Dream Toba

Hufft.. lama tak menyentuh blog ini.
Kali ini entah angin apa, tiba tiba ingat rumah kata-kataku ini. Seusai menonton Film Dream Toba, jadi ada keinginan iseng menulis.

Tokoh yang di perankan Vino G sebastian, di beberapa filmnya hampir sama. Entah dianya yang susah move on atau memang spesialis tokoh lelaki keras, sedikit kasar, dengan suaranya yang khas. *baca-"ngeden". Dan apa mungkin filmnya yang minim budget, pilihan aktor utamanya Kakang Vino dan aktor pendampingnya teteh Marsha (paketan gitu). Tapi memang suami istri ini Klop banget.. aktingnya Jempol deh. Biarpun paketan.. *halah tetep*. sebenernya saya jarang nonton film Indonesia, takut rugi di kantong, bayar bioskop eh pasti tidak lama kemudian sudah di puter di tipi lokal. Mending buat beli bajunya si kecil. *halah malah curcol*.  Ok lupakan soal ini.

Setelah membanding-bandingkan film drama korea, jepang atau film-film luar lainnya. Sineas-sineas Indonesia sebenarnya lebih kreatif dalam mengolah konflik, Tidak melulu soal tokoh penyakitan, cinta-cintaan, perang, dll atau yang melow-nyaa sampe bikin drop yang nonton *ngaku deh.. saya termasuk korban drakor, mata bendol abis nonton drakor*. Konflik dan yang ingin diangkat di sini begitu kompleks, seorang ayah pensiunan militer, yang lebih memilih hengkang pulang ke kampung daripada harus menetap di rumah dinas. Woww.. sindiran yang pas banget.. banyak di luar sana, banyak anak cucu pensiunan entah militer, pns, atau banyak lainnya yang masih mempertahankan diri tinggal di rumah dinas. Dan tidak banyak orang tua, yang mau ambil pusing hal yang sepele ini, tapi tidak adil untuk generasi lainnya.  Saya sangat setuju, jika habis masa tugas, go away.. Biarkan prajurit lain yang masih mengemban tugas negara untuk menempatinya.  Di sinilah konflik ini bermula, sersan Tebe di perankan oleh Mathias muchus, ayah dari Ronggur (Vino G Sebastian). Memilih Kembali ke kampung halamannya yang indah di Toba. menjadi petani, dan menghendaki sang anak mencapai cita-citanya di tanah yang indah itu.

Siapa sih yang tidak kenal Danau Toba, semua orang pasti tahu. Walau tidak semua orang, pernah melihatnya langsung. Sangat disayangkan, keindahannya kurang tergali, padahal saya kepo banget pengen tahu ada apa disana?, kenapa Danau Toba begitu indah. *ciyee.. ini pasti gara-gara sekarang kerjanya di bidang pariwisata*. Lalu kemudian tentang pilihan tokoh Ronggur, yang malah lari ke dunia hitam untuk membuktikan dirinya bisa menjadi rich man. Kita semua paham narkotika sudah menjadi momok di negeri ini. Setiap hari, berita tentang narkotika selalu ada. Ronggur, menjadi mafia yang setengah-setengah. Iya betul, Ronggur menjadi mafia yang total ketika dalam tugasnya. Tapi Ronggur masih tetap menyimpan kebaikannya sebagai manusia. Membantu Tommy, teman kuliah yang harus hancur keluarganya karena Ayahnya terlibat korupsi. Adik tommy, mati karena OD.  Ronggur, membangun bisnis yang baik, di bidang properti, saham dll. dengan modal hasil dari menjadi mafia narkoba. Tidak diceritakan detail usahanya bagaimana, tapi sepenangkapan saya Ronggur, mencari modal dari pekerjaan menjadi mafia, kemudian membangun bisnis yang baik. dari modal tersebut.

Lalu kemudian isu tentang keberagaman beragama juga sempat mampir di film ini, Ronggur yang kristen. tapi sang istri dan anak memilih Islam, karena Andini (Marsha Timoty) menginginkan anaknya mengenal Tuhan sejak kecil. Ronggur, sedemikian sibuk dengan bisnisnya, sehingga lupa mengenalkan Tuhan kepada keluarga kecil mereka. Konflik ini sederhana, tapi saya salut dengan sutradara film ini, memberi banyak pesan yang baik kepada para penontonnya.  Keluarga tak perlu bertengkar tentang keyakinan yang dianut, itu adalah persoalan manusia dengan Tuhannya. Keluarga Sersan Tebe, tetap menerima Andini sebagai menantunya. mempersilahkan menantunya untuk sholat. Bukankah hal ini indah? Sebenarnya di kehidupan nyata, keindahan macam ini banyak. Tapi masih banyak yang nyinyir, apalagi penganut garis keras.  Sudahlah, Surga neraka bukan milik kita, itu milik Tuhan. Perjuangan Nabi Muhammad dan nabi-nabi yang lain tidak pernah sia-sia. Sekarang, tugas kita menjadi umat yang baik. islam yang baik, kristen yang baik, budha atau hindu yang baik. *ndaaa malah ceramah* sudah untuk keberagaman beragama, cukup di sini. daripada kena semprit. :p
  
Di film selalu ada saja tokoh yang muncul sesekali, tapi menjadi penyambung cerita dan menjadi penghangat jalannya cerita. Togar (boris bokir) stand up comedy-an asli Batak, yang begitu mencintai daerahnya. Tetap menjadi pemuda yang berjuang sendiri, untuk mengenalkan keindahan daerahnya. Hahaha.. jadi terpikir, kalau ada group ke Toba, seruu kalau Tour Guidenya si Togar. Kocak.

akh.. sudahlah.. sudah lumayan 5 paragraf untuk latihan menulis mengulas film. Semoga kemalasan tak bersarang terlalu lama di kepalaku.

Salam Wisata, salam Literasi..

Cintai Negaramu, seperti kau mencintai dirimu sendiri.