Dimulailah babak baru ini, berjalan perlahan tanpa aku sadari 2 tahun sudah menjadi seorang istri. Dari seorang lelaki penyabar yang amat sangat tahu bagaimana menerima dan mengajariku. Bukan hanya cinta, tapi juga ketulusan dan kasihnya yang sederhana. Sungguh. tidak berlebihan dari pernikahan ini. Kami memulainya dengan perjalanan yang santai seperti seorang kawan, sahabat terkadang juga sebagai musuh. Dan kami menikmatinya hingga saat ini.
Awal tahun 2013, kami didera cobaan kecil. Aku sempat hamil, tapi hanya sampai usia kandungan 3bulan saja. waktu itu rasanya teramat sakit. *sakitnyaa tuhh disini... dan disitu.. hehehehe... Aku kehilangan janinku, sempat terpukul tapi aku berusaha tetap kuat di depan kedua orang tuaku. Suamiku membantuku untuk bangkit kembali, membangun kepercayaan Allah pasti akan memberikan penggantinya. Dan. Allhamdulillah 6 bulan berikutnya aku hamil kembali. Masih ada trauma kecil karena keguguran itu. Akupun tak berani bercerita dulu pada orang tuaku. Takut pengharapannya rontok lagi seperti sebelumnya.
Aku melalui masa hamil kedua agak tertatih, sempat ambruk selama 1 bulan. Mengalami mual mual dan ngidam seperti ibu hamil kebanyakan. Padahal di kehamilan pertama, kuat banget. Saking kuatnya kebablasan. hehehehe... Tapi lewat bulan ke 4-5, kondisi kesehatan mulai normal. Sudah bisa diajak kerja lagi, walau masih suka mual kalau bau ikan. Dan sering sekali kena Flu & Batuk. Ehm.. untunglah Internet dimana-mana, aku main rajin baca-baca artikel, Katanya, ketika ibu amil sering terkena satu penyakit yang berulang-ulang, maka si janin bayi akan kebal terhadap penyakit tersebut. karena anti body ibu untuk penyakit tersebut akan diserap oleh adek bayi. *lupaa di artikel mana* semoga tidak salah.
Sembilan bulan lebih banyak akhirnya lewat operasi cesar bayi mungil itu akhirnya lahir. Bertepatan pada malam pertama Bulan Puasa. Semakin merasa istimewa saja aku. Tapi tidak, semua manusia sama. maka keistimewaan itu hanya menjadi sebuah kebetulan biasa saja bagiku. supaya aku tak lantas terbang ke awan.
Setelah 1,5 tahun naik pangkat menjadi seorang Istri, maka di tanggal 29 Juni 2014,dimulailah perjalananku yang baru. Menjadi seorang Ibu. Semoga Gadis Kecil yang kuberi nama Azzafira Laili Ramadhani, menjadi pemenang yang memiliki keberuntungan di setiap lika liku hidupnya dan dapat membagi kebahagiaan kepada orang-orang disekelilingnya. Amieen
Kamar ibu, 17 Nov 2014
Monday, November 17, 2014
2012 - 2014 Pangkat Baru & Jabatan
Thursday, November 15, 2012
The Journey Of Marriage Record IV
Kebahagiaan ternyata tak perlu dicari. Ia akan datang sendiri mengiringimu, ketika kau memberi kebahagiaan untuk orang lain
Tidak ada yang lebih indah, saat melihat kedua mata orang yang berada di depanmu berbinar-binar bahagia. Percayalah, saat itu seperti mendapat point penting dalam hidupmu. Setiap kali kau bertatapan dengan mata yang seperti itu.
Dengan susah payah, aku dan pasanganku, mencapai kebahagiaan yang ternyata didapat ketika harus mengiyakan sedikit saja keinginan orang tua. Tidak ada ruginya, malah kita untung, memelihara daur ulang hidup dan mempertahankan senyum lepas, membaur bersama para undangan.
Dengan konsep cantik dari sang Ibu, yang melihat ini anak perempuannya yang sama sekali tidak bisa diam barang sedetikpun. Tanpa kuade, tanpa hiasaan dekor berlebihan. Cantik, sederhana, tapi tetap ramai, dan begitu bahagia di setiap sudut Tenda Terop bernuansa Ungu. Penganten diperbolehkan berkeliaran di areal seputar tenda, menyambangi para tamu yang datang, bersalaman, berfoto. Kasian juga sih tukang potreknya. Tapi tak apalah, sepertinya dia juga cukup senang dengan konsep Semau Gue ini. Senyum kebahagiaan yang tak hanya aku rasakan sebagai Pengantin yang berbahagia. This is the point. We Give you happy in wedding Party. Take a picture and take a support to move on your live after you going Home.
Padahal aku merasa hanya bisa memberi secuil saja kebahagiaan untuk mereka. Ini ujung penantian yang luar bisa, disaat harus mencari seorang pasangan yang pas. Allhamdulillah, suami pilihan dan suami yang bisa memberikan rasa aman dan nyaman Duni maupun di Akhirat. Insya Allah. Fase kehidupan satu lagi telah terlewati. Nikmat mana lagi yang akan Kau berikan, Tuhan? Kita hanya bisa menerima dengan apa yang sudah diberi. Semoga, apa yang aku terima ini. Bisa aku manfaatkan dengan baik.
Setelah ini tak ada lagi waktu berleha-leha, banyak kewajiban yang harus mulai diatur, agar tak ada silang sengkarut. Tapi bukan berarti, menjalaninya dengan serius, ses erius ngerjakan soal ujian Matematika sih. Justru tak ada hitung-hitungan disini. Let it Flow. Follow the River.. ahay.. Santai kayak di Pantai. Tuhan Memberi, Kita menerima, Tuhan tak Memberi, Kita belajar lagi ilmu Syukur.
Hahahaha....
Manten Kucluk Bersabda
Tamat karena sekarang Sudah bersandang gelar Ny. Iwan Santoso
Tunggu di edisi nyambung-nyambungin cerita selanjutnya.