Sunday, December 28, 2008

Perpus Ngemper edisi ke-2

Akhirnya aku bisa berada langsung di sana Perpus Ngemper. Suasana alun-alun Sidoarjo jam 3 sore masih lengang. Para pedagang masih sibuk bersiap-siap dengan gerobak dan barang dagangannya. Tapi sudah banyak pengamen dan bocah anak dari pedagang yang bermain disekitar areal Alun-Alun sidoarjo. Aku tiba di sana sudah ada iwan dkk dan nisa buku-buku sedang didata spandukpun digelar. Perpuspun akhirnya siap disantap. Tidak lama kemudian Yasmin, Dee2 dan Eric datang membawa buku-buku dan majalah wanita.

Pengunjung pertama kami bernama Anisa dan adiknya Arum. Mereka suka sekali membaca, menulis, berhitung dan bernyanyi. Si kecil arum suka mengobrak-abrik tatanan buku. Tingkahnya lucu, setiap melihat gambar di buku ia akan berteriak "etan..etan.." ehm setan kali ya yang dimaksud. Kalau kakaknya sudah mengerti bagaimana memperlakukan buku walaupun belum bisa lancar membaca. Jadi aku memperlihatkan gambar-gambar di majalah bobo dan membacakan untuknya. Maen sekolah-sekolahan deh..! bosan membaca, mereka meminta kertas untuk menulis, berhitung dan menggambar. lucu-lucu ya mereka. di sebelah emperan kami ada ibu-ibu penjual kerupuk, beliau menghardik arum karena takut bikin rusuh.

Semakin sore sekitar jam setengah lima datanglah Wantoro pengunjung yang dua minggu lalu juga datang, dia asik membaca komik sementara 2 bocah perempuan itu ribut sendiri. tak lama datanglah ibu penjual jajanan kecil, dia mencari buku cerita untuk anaknya supaya lancar membaca. tapi anak perempuannya entah bermain dimana. akhirnya ibu itu sendiri yang meminjam majalah perempuan untuk dibaca sendiri. mendekati maghrib datang lagi bocah perempuan bernama Sofi ternyata anak dari ibu-ibu penjual jajanan kecil tadi. Sofi lebih pandai membaca daripada Anis. Tapi masih suka lupa-lupa. Dia juga belajar berhitung, menggambar bersama kami. Kalau sudah datang bosannya maka mereka akan pergi berlarian kemudian kembali lagi minta membaca. Kami berjanji untuk membawakan kertas mewarnai untuk mereka. *semoga tidak kelupa'an

Anak-anak Ars juga membantu duh siapa aja ya.. ada gepenk, ada ehmm aduh lupa gak nanya nama. Ada mas anwar juga yang satu rombongan dengan mereka. Jam 6 yasmin harus pulang karena ada kesibukan lain. Habis maghrib susana alun-alun semakin ramai maklum besok suroan dan masih tanggal merah. Rata-rata pengunjung masih bingung buku-buku ini dijual atau bagaimana. Maklum konsep hanya baca ditempat gratis belum umum. Kami menyadari memang butuh sosialisasi Perpus Ngemper agak lama. Yah setidaknya sebulan atau dua bulan dengan jangka waktu yang tak terlalu lama. Beberapa orang datang melihat dan kami persilahkan untuk membaca di sana. Mereka suka sekali, ada yang minta buku tentang agama, sastra, bacaan anak, pertukangan, bahkan perdukunan eh bukan cuma ramalan bintang.

Sekitar jam delapan kamipun membereskan TKP (tempat kejadian perpus). Karena semakin malam alun-alun semakin ramai dan nisa sudah waktunya menetek pada bantal gulingnya. Iwanpun kecapaian karena di pagi harinya ada diskusi sastra.

Setelah aku melihat langsung kondisi di lapangan, maka kamipun memutuskan Perpus Ngemper tidak lagi dilaksanakan dua minggu sekali. Dan akan dimajukan jadi seminggu sekali. Minggu depan kami akan hadir di alun-alun sidoarjo. Karena jika dua minggu sekali sosialisasi Perpus Ngemper akan sulit.

Salam Ngemper